Sabtu, 14 Juni 2008

Benarkah pasar buku sedang lesu?

Beberapa waktu yang lalu ada salah seorang direktur penerbit, shilaturahim ke kantor saya, dari beberapa topik pembicaraan kita, ada satu pertanyaan yang bagi saya mengelitik, yaitu Benarkah pasar buku sedang lesu? , paling tidak ada beberapa faktor penyebab yang bisa menjelaskan, kelesuan pasar buku belakangan ini:

1. Tahun Ajaran Baru (TAB)
sudah menjadi siklus rutin pada setiap bulannya, saat TAB, porsi pembelian konsumen buku tehadap buku yang tidak terkait langsung dengan keperluan TAB, akan menurun, hal ini bisa dijelaskan bahwa, pada musim TAB sebagian besar konsumen buku juga disibukkan dengan persiapan anak-anak mereka.
2. Kenaikan harga BBM
Kenaikan BBM mempunyai dampak langsung terhadap daya beli masyarakat, karena dengan naiknya harga BBM, akan diikuti naiknya biaya-biaya keseluruhan, seperti transpotasi, kenaikan biaya-biaya ini juga akan mendorong naiknya harga-harga secara umum (inflasi), difihak lain pendapatan sebagian besar masyarakat tidak meningkat, akhirnya daya beli masyarakat akan turun.
nah dengan kondisi daya beli masyarakat menurun, maka masyarakat akan melakukan langkah rasionalisasi yaitu selektif dalam mengunakan anggarannya yang terbatas, akibatnya masyarakat akan memprioritaskan kebutuhan pokoknya. nah kita tahu bersama, buku merupakan kebutuhan skunder, atau mungkin bisa jadi tersier, artinya buku tidak menjadi prioritas dalam rincian belanja masyarakat kebanyakan. nah faktor ini lah yang mengakibatkan naiknya harga BBM berimbas semakin kecilnya porsi anggaran konsumen dalam membeli buku.
3. Naiknya harga kertas.
ketika kenaikan BBM masih menjadi isu saja, harga kertas sudah naik, apalagi ketika BBM benar-benar jadi dinaikkan, faktor terbesar dalam memproduksi buku adalah kertas, akibatnya biaya produksi penerbitan semakin meningkat, yang berdampak pada HPP juga ikut meningkat, penerbit berusaha bertahan dengan cara meningkatkan harga penjualan per halaman. akhirnya berdampak, harga buku juga dinaikkan.

paling tidak ketiga faktor ini berpengaruh terhadap kelesuan pasar buku akhir-akhir ini, beberapa pameran yang saya ikuti seperti di Jambi, Padang, Jombang, Purwokerto, yogya, semarang, dll hampir semua pameran dari sisi penjualannya turun.

akankah pesta buku jakarta yang akan digelar tanggal 28 juni - 5 juli nanti, akan mengalami nasib yang sama, saya yang merupakan bagian dari industri pebukuan, sangat berharap dugaan ini meleset. paling tidak ada salah seorang bagian pembelian di salah satu toko buku, berpendapat, saat ekonomi masyarakat dan kondisi politik pada tahun 1998 tidak menentu, penjualan buku malah mengalami peningkatan yang siqnifikan. akan kah itu akan terjadi kembali? semoga

Tidak ada komentar: