Rabu, 15 April 2009

Faktor “salafi” dalam penerbitan buku Islam


Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menyudutkan suatu kelompok yang memberi nama “salafi” kepada kelompoknya, saya Cuma mencoba menganalisa secara sederhana perilaku konsumsi buku kelompok ini sebagai bahan diskusi.

Apa itu kelompok salafi
Abu Abdirrahman Al Thalibi, dalam dakwah salafiyah dakwah bijak; meluruskan sikap keras dai salafi (hal 9), mengidentifikasi kelompok salafi sebagai: Secara sederhana salafiyah bisa diartikan sebagai khazanah ilmu atau ajaran salafus shalih. Sedang salafiyun atau salafiyin ialah orang-orang yang mengikuti ajaran salafus shalih. Adapun salafy atau salafi ialah sebutan bagi orang-orang yang mengikuti ajaran salafus shalih. Salafiyah adalah ajarannya, salafiyin adalah para pengikutnya, sedangkan salafy adalah sebutan bagi mereka. Istilah salafy juga mencerminkan makna komunitas ideologis.
Yang dimaksud salafi dalam tulisan ini adalah sekelompok orang yang mengatakan dirinya sebagai penganut salafi, dengan karakter khas salafiyyun.

Karakter khas salafiyyun
Menurut Abu Abdirrahman Al Thalibi, dalam bukunya dakwah salafiyah dakwah bijak 2; menjawab tuduhan, (hal 264 – 275), karakter khas salafiyyun adalah:
1. Sangat membela istilah salafi atau salafiyah
2. Merasa sebagai kelompok paling benar
3. Sibuk mengingkari, membantah, atau mencela kesesatan orang lain dengan dalih berjihad membela Islam
4. Sangat sensitive terhadap penyimpangan dan sangat keras ketika mencela
5. Bersikap fanatik terhadap ulama dan kelompoknya
6. Tidak mengerti konsep hizbiyah dan terjerumus di dalamnya
7. Kurang memahami manhaj ahlus sunnah
8. Tidak jujur dalam perselisihan
9. Tolong menolong dalam kesesatan
10. Krisis dalam perkara akhlak

Implikasi dalam dunia penerbitan buku Islam
Faktor salafi acap kali diperbincangkan dalam penerbitan buku, seperti muncul pertanyaan, apakah buku ini bisa diterima di kelompok salafi?, ada beberapa ciri kelompok ini dalam mengkonsumsi buku:
1. Sebagian besar kelompok salafi, tidak mau membaca buku-buku karangan Yusuf Al Qaradawi
2. Kelompok yang menamakan salafi ini juga tidak akan membeli buku-buku yang ada gambar makhluk hidupnya, kecuali mukanya dihilangkan.
3. Sangat besar penghormatannya pada ulama-ulama dari kelompok mereka, implikasinya adalah jika ada buku yang direferensikan ustadz salafi, maka akan berdampak luas pada penerimaan buku tersebut di kelompok salafi, dan sebaliknya.
4. Jika suatu buku diberi pengantar oleh orang-orang yang dianggap tidak sefikroh dengan kelompoknya, bisa jadi buku tersebut ditolak di kelompok salafi.
Saya punya kasus satu buku yang pengantarnya dibuat oleh salah seorang ulama hadist di negeri ini, namun ternyata belakangan ulama tersebut ternyata tidak bisa diterima oleh kelompok salafi, secara terang-terangan ada yang meminta kepada kami, untuk menghilangkan kata pengantar dan nama ulama tersebut dari buku tersebut, saya geleng-geleng kepala, mendengar berita ini, sebegitunya kah sikap ekstrim kelompok salafi ini?

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan penerbit dalam mensiasati prilaku konsumsi buku kelompok salafi, seperti: ada penerbit yang menerbitkan buku hanya untuk kalangan salafi, ada yang mensiasatinya dengan membentuk imprint baru yang seolah-olah tidak ada hubungannya sama sekali dengan induknya, ada juga yang tidak peduli. dll
Seharusnya tidak ada polarisasi seperti diatas , bukankah tema keislaman seharusnya bisa dibaca dan dinikmati oleh setiap ummat Islam, namun realitasnya berbeda

Seharusnya pihak penerbit buku Islam tidak menjadikan faktor salafi ini sebagai faktor yang sangat mempengaruhi corak penerbitan buku, biarkanlah ini sekedar realitas bahwasanya susah untuk menyatukan ummat Islam, namun produksilah buku-buku yang berkwalitas, sambil terus mengamati perkembangan pemikiran Islam di Indonesia. Dan menjadi pekerjaan rumah secara bersama-sama , mencari data valid berapa jumlah kelompok ini, agar kita lebih proporsional dalam mengambil kebijakan, kalaulah kelompok ini berjumlah 100.000 orang, mengapa ummat Islam yang ratusan juta lainnya seolah-olah tidak menjadi perhatian penerbitkan buku Islam .

Semoga tulisan ini bisa menjadi bahan diskusi untuk meletakkan sesuatu pada tempat yang pas dan sesuai dengan proporsinya

Jaharuddin
Praktisi pemasaran buku Islam

5 komentar:

Nasar-azis mengatakan...

Assalamualaikum Wr Wb,
Menanggapi kelompok yang satu ini memang cukup pusing. Sesungguhnya di dalam mereka terjadi conflict internal yang sangat tajam antara pimpinannya. Dan borok ini sudah tdk bisa ditutupi lagi. Dari inside story yang saya peroleh,akar masalahnya adalah fulus dan perebutan lahan pengikut. Kelompok ini sangat memandang penting penampilan/pencitraan, baik dalam ubudiah maupun dalam amaliah. Menganai akhlak, sederhana saja kita berfikir, andaikata Rasulullah saw dan para sahabat r.a mencontohkan akhlak seperti mereka, orang akan lari menjauh dari islam. Hampir akhlak dan amaliah mereka bertolak belakang dari sunnah Rasulullah saw. Allahummaghfirlana wa lahum.

Arsitek Banjarnegara mengatakan...

sebagai orang yg berakal, janganlah menyikapi salafy dengan tdk objektif, kenapa salafy harus di diskreditkan, salafy adalah org2 yg berusaha mengikuti alHaq, jika semakin dibenci justru semakin banyak pengikutnya, dan janji Allah siapa yg berjuang dijalanNya maka akan ditimbulkan rasa takut didada mereka yaitu para musuh Allah.

Nasar-azis mengatakan...

Jawaban untuk Arsitek Banjarnegara < noreply-comment@blogger.com > tentang komentar
terhadap posting “Faktor “salafi” dalam penerbitan buku-buku islam” (lihat salinan dibawah)

Andaikata akhlak para salafus shaleh, yang terdiri dari para sahabat r.a, tabi'in dan tabi' tabi'in, seperti akhlak dan moral kalian yang menamakan salafi dalam melakukan dakwah atau tepatnya kajian-kajian yang mengkafirkan, menyesatkan, membid'ahkan, menghujat, mencaci, mengkritik, menghina, membodoh-bodohkan, bersikap sangar, merasa benar sendiri dlsb terhadap sesama muslim, niscaya orang akan lari dari sekeliling mereka dan yang masuk islam hanya kalian. Tapi Shalafus Shaleh akhlaknya sangat terpuji dan mulia dibawah bimbingan akhlak Rasulullah SAW, maqom mereka berada pada tingkatan yang tertinggi untuk seluruh kurun masa. Sadarlah wahai kaum salafi, kalian telah melahirkan kebencian umat, menimbulkan perpecahan di kalangan umat islam. Berdakwahlah dengan santun sebagaimana yang di perintahkan Allah SWT, dicontohkan Rasulullah SAW, para Sahabat R.A, Tabi'in dan Tabi' Tabi'in. Masak kalian tidak pernah membaca perintah Allah SWT QS Ali Imraan 159 yang berbunyi : وَلَوْ كُنْتَ فَظًا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنْفَضُّوامِنْ حَوْلِكَ dan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi : .... كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ ومَا لُهُ وعِرْضُهُ dan kata-kata Imam Malik Rah.a yang berbunyi : لَنْ يُصْلِحَ آخِرَهَذِهِ الأُ مَّةِ إِلاَّ مَا أَصْلَحَ أَوَّلَهَا . Semoga sedikit sumbang fikir dari saya yang dho'if ini menyadarkan kita semua betapa Rasulullah SAW telah mengorbankan seluruh hidupnya untuk menyatukan qabilah-qabilah, kaum dan suku-suku menjadi satu ummat, yaitu ummat islam. Jangan sekali-kali kita meng-khianati perjuangan Rasulullah SAW hanya karena fanatisme buta, mengutamakan pencitraan (ingin tampil beda), memelihara perbedaan dan lain sebagainya yang dapat memecah kesatuan ummat. Betapa sedihnya Rasulullah SAW seandainya beliau masih hidup menyaksikan perpecahan umatnya. Rasulullah SAW telah memperingatkan dengan keras dalam sabdanya : لَيْسَ مِنَّا مَنْ دَعَا إِلَى عَصَبِيَّةٍ , وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ قَا تَلَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ , وَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ مَاتَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ . Dan sebagai penutup kami ingin mengingatkan kepada kita semua tentang peringatan keras dari Rasulullah SAW terhadap mereka yang suka menghujat sesama muslim : سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوْقٌ وَ قِتََالُهُ كُفْرٌ .
Akhirnya kami sebagai sesama muslim mengucapkan " SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA 1433 H. SEMOGA AMAL IBADAH KITA DI TERIMA ALLAH SWT. "
Jakarta, 13 Sya’ban 1433 H / 3 Juli 2012

Penerbit Luqmanulhakim mengatakan...

tidak semua yang anda sebutkan sesuai dengan karakter "salafi" yang anda maksud saudaraku

salam kenal saudaraku
baarokallohu fiikum

Penerbit Luqmanulhakim mengatakan...

dan...
teruslah berkarya untuk mencerdaskan bangsa
wa bil khhusus, generasi islam penerus

#semangat