Minggu, 18 Mei 2008

Strategi Produk, kunci sukses penjualan Penerbitan buku


Oleh: Jaharuddin
Beberapa waktu yang lalu saya melakukan komparasi penerbit buku, saya mengambil Mizan sebagai bencmark, karena penerbit ini yang disebut-sebut sebagai penerbit yang mempunyai penjualan tertinggi di beberapa toko gramedia. Dari komparasi sederhana tersebut, saya menyimpulkan bahwa mizan bisa mencapai angka penjualan tinggi di toko-toko gramedia, karena banyak produk-produk mizan yang bisa terjual dengan laris manis di toko-toko gramedia.

Beberapa faktor penting berhasilnya mizan menjadi penerbit buku yang mampu menjual bukunya paling banyak di gramedia adalah:
dari awal mizan telah membidik pasarnya di pasar retail market.
Saya mengamati bahwasanya buku penerbit mizan sedikit diketemukan di distributor dan toko-toko buku Islam Konvensional, seperti Toha Putra, Media Dakwah, dll. Saya menduga dari awal memang penerbit mizan membidik saluran distribusi penjualan produk-produknya adalah di toko-toko retail seperti Gramedia, Toko Gunung Agung, dll. Kejelasan mizan dalam membidik pasar dan jalur distribusi ini akan mempermudah tim redaksi mizan untuk meracik buku-buku yang akan diterbitkan.
Ketika kita bandingkan dengan Penerbit Gema Insani Press, As Syamil, Pustaka Al Kautsar, maka ketiga penerbit ini tetap menjadikan distributor dan toko buku Islam Konvensional menjadi jalur distribusi produk buku mereka, namun tetap menjadikan toko-toko retail seperti Gramedia dan Toko Gunung Agung sebagai saluran distribusinya. Akhirnya bisa jadi daya serap pasarnya tidak maksimal.
Menurut saya ada perbedaan perilaku konsumen di toko-toko retail dengan toko buku Islam konvensional, seperti:
toko buku konvensional, terutama distributor, manjual buku-buku yang diterimanya dari penerbit untuk dijual kembali dalam bentuk grosir, ke toko buku-toko buku yang menjadi jaringan mereka.
Pembaca buku yang langsung berhubungan dengan toko buku Islam Konvensional adalah pembaca yang fanatik pada kelompok tertentu
Sedangkan pembeli di toko retail lebih banyak adalah kelompok pembaca umum, dan kelas menengah ke atas.
Ketepatan mizan dalam membidik pasar ini akhirnya membuat mizan lebih fokus membuat produk yang sesuai dengan konsumen yang mereka bidik.
Dalam kasus GIP, As Syamil dan Pustaka Al-Kautsar yang menjual produknya di semua jalur distribusi penjualan, maka disarankan untuk tidak serta merta semua produk di salurkan ke retail dan konvensional, bagian penjualan penerbitan harus mampu memilah-milah buku-buku yang tepat di toko-toko retail dan buku-buku yang lebih tepat di saluran distribusi toko-toko konvensional.
Terdapat buku laskar pelanggi
Pada saat ini ada buku laskar pelanggi yang penjualannya luar biasa, di sengaja atau tidak, adanya buku super best seller seperti laskar pelanggi sangat siqnifican dalam mendorong penjualan mizan di toko-toko retail. Kenapa laskar pelanggi menjadi super best seller, akan saya bahas tersendiri
Mizan mempunyai checker di toko
salah satu keungulan mizan dibanding penerbit lainnya adalah, adanya checker di toko, checker adalah orang yang ditugaskan penerbit untuk mengontrol penjualan dan stock setiap hari di toko. Keberadaan checker sangat membantu dalam update data stock di toko dan mengorder balik buku-buku yang habis di stock toko untuk di order ke penerbit, bahkan sebelum stock bukunya habis para checker sudah mengantisipasinya terlebih dahulu.
Redaksi mizan sering berkunjung ke toko buku
Faktor penting lainnya yang juga sangat berpengaruh terhadap penjualan buku mizan di toko retail adalah. Melekatnya pemahaman para redaksi di mizan tentang kebutuhan mereka dalam membuat buku yang selain bekwalitas, baik isi, packaging, judul, endorsement dari tokoh, juga buku yang diramu oleh redaksi laku terjual atau tidak. Seolah-olah berdosa jika redaksi Cuma mampu memproduksi buku berkwalitas namun tidak laku di pasar.
Banyak penerbit mengalami hambatan tidak nyambung antara keinginan pasar dengan tema yang diramu di redaksi. Adakalanya antara tim penjualan yang setiap hari bertemu dengan petugas toko dan konsumen mendapat banyak sekali masukan dari konsumen dan pengelola toko tentang tema dan kebutuhan konsumen saat ini, namun ketika disampaikan ke redaksi, informasi pasar tersebut Cuma menjadi kabar yang tidak terfollow up dengan baik oleh redaksi. Hal ini dikarenakan tidak singkronnya antara redaksi yang bertugas meramu produk dengan keinginan pasar.
Agar masalah ini bisa diselesaikan langkah yang paling ideal dilakukan adalah, direktur yang menetapkan kebijakan perusahaan menjadikan buku laku terjual di pasar/ditoko menjadi indikator sukses tim redaksi. Jika ini bisa dilakukan maka tim redaksi tidak hanya berorientasi pada jumlah judul buku dan kualitas buku yang diterbitkan, tapi mau tidak mau tim redaksi akan terdorong untuk lebih sering mengunjungi toko dan meminta informasi langsung ke konsumen dan pengelola toko tentang kecendrungan buku yang terjual. Termasuk cepat dalam membuat produk-produk yang memang dibutuhkan pasar.
Kecepatan mizan dalam mengirim buku ke toko
Salah satu kunci sukses di era yang serba cepat ini adalah ”kecepatan” dalam mendapatkan infomasi, menganalisa dan mengolahnya , sehingga didapatkan informasi yang relevan dan bermamfaat untuk perusahaan, kemudian informsi tersebut di komunikasikan dengan baik, dan yang menerima informsi melakukan action dengan cepat, sehingga perusahaan mendapat keuntungan dari informasi tersebut.
Begitu pula tentang kecepatan dalam mengirimkan buku ke toko, jangan sampai ada kejadian permintaan tinggi, tetapi stock buku tersebut kosong di toko. Jika hal ini terjadi maka yang terjadi adalah kehilangan kesempatan untuk menjual. Agar hal ini bisa tercapai leadership yang kuat dari direktur dan jajaran pimpinan sangat di butuhkan, karena jika berbicara stock maka tidak terlepas dari kebijakan cetak ulang, ketersediaan stock di gudang dan cepatnya tim distribusi mengirimkan buku. Tim yang terkait benar-benar faham bahwa keterlambatan bisa menyebabkan perusahaan merugi.
Iklan di Millis
Beberapa penerbit seperti pustaka al kautsar melakukan iklan di media seperti majalah, surat kabar, dan radio. Namun uniknya kita jarang menemukan mizan iklan di media cetak, yang dilakukan adalah memperbanyak diskusi buku di millis, ternyata iklan di millis lebih efektif dan lebih murah dibandingkan iklan di media. Namun agar diskusi buku di milis bisa dilakukan dengan baik, maka di harapkan tim redaksi ikut dalam diskusi di milis tersebut, karena tim redaksi dianggap lebih mengerti tentang isi buku dari pada yang lain.
Endorsement dari Kick Andy
Menurut saya hebohnya laskar pelangi dan beberapa buku lainnya juga di dorong dari ikutnya penerbit dalam mempromosikan buku di acara Kick Andy, setiap episode Andy F Noya membagikan buku gratis ke penonton. Ini budaya baik yang perlu di tiru oleh penerbit.

Dari 7 faktor yang saya urai tadi, kelihatan dengan jelas, sentral dari sukses tidaknya penjualan penerbitan sangat tergantung dari strategi produk dari penerbit tersebut, bahkan banyak masalah penjualan yang bisa diselesaikan jika tim redaksi mampu mengeluarkan buku-buku yang laku ke pasar, seperti sales tidak akan bersusah-susah lagi meminta pihak toko untuk mendisplay buku pada tempat yang strategis,karena secara otomatis pihak toko akan mendisplay buu-buku best seller pada tempat yang strategis.
Dengan demikian satukan langkah wahai teman-teman penerbit buku Islam untuk membuat produk-produk yang best seller.
Semoga bermamfaat.

2 komentar:

KurmaHerbal mengatakan...

yang perlu diingat juga bagi para penerbit buku islam bahwa saat ini era teknologi digital semakin luar biasa perkembangannya, sehingga buku-buku digital atau e-book bisa didapatkan dengan mudah dengan biaya yang lebih murah bahkan juga tanpa mengeluarkan biaya.

Tantangan semakin besar, jadi teruslah berkreasi dan berinovasi tiada henti untuk hasil karya yang terbaik.

Salam Sukses.

jaharuddin.blogspot.com mengatakan...

benar....tetap berkarya dan kreatif